Tari daerah di Indonesia sangat beragam, salah satunya adalah tari Piring. Semua informasi terkait gerakan, busana dan properti yang ada dalam pentas tari Piring dapat Anda simak pada ulasan berikut.
Sejarah Tari Piring
Tari Piring adalah tari yang menggambarkan kehidupan petani ketika bercocok tanam sampai panen. Tari tersebut berasal dari Solok, Minangkabau, Sumatra Barat. Penari biasanya menggunakan pakaian tradisional.
Awalnya tari Piring dipersembahkan untuk dewa dalam upacara adat dan upacara sesudah panen. Hal ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas melimpahnya hasil panen yang ditujukan bagi Sang Sri yang merupakan dewi padi.
Namun, semenjak agama Islam masuk ke Minangkabau terjadi perubahan kebudayaan secara perlahan. Akhirnya, tarian hanya untuk hiburan saja.
Gerakan Tari Piring
Gerakan tari ini sangat unik, piring digenggam di telapak tangan kemudian diayun-ayunkan. Anda juga akan mendengar suara dentingan cincin yang turut mengiringi. Di akhir, Anda akan menemukan aksi melempar piring hingga pecah dan penari akan menari di atasnya.
Berikut adalah macam-macam gerak yang ada dalam tari Piring:
- Pasambahan
- Singanjuo lalai
- Mencangkul
- Menyiang
- Membuang sampah
- Memagar
- Menyemai
- Mencabut benih
- Bertanam
- Melepas lelah
- Mengantar juadah
- Mengambil padi
- Menyabit padi
- Menggampo padi
- Menganginkan padi
- Mengikir padi
- Membawa padi
- Menumbuk padi
- Gotong royong
- Menampi padi
- Menginjak pecahan kaca

Properti Tari Piring
1. Piring
Ciri khas tarian ini adalah menggunakan piring sebagai properti utama. Bahannya terbuat dari porselen atau keramik yang berwarna putih.
2. Kain Kodek
Kain berbentuk seperti sarung yang fungsinya menjadi pasangan baju kurung. Dijumpai motif khusus sebagai hiasan dalam kain. Warnanya yang keemasan merupakan simbol kebijaksanaan.
3. Baju Kurung
Baju ini merupakan kostum untuk penari wanita. Ukurannya longgar dan warna menyesuaikan tema acara. Baju dihias motif bunga yang dijahit dengan benang emas.
4. Sisamping
Sisamping adalah penutup pinggang dari kain songket yang panjangnya selutut. Semua penari mengenakannya, kecuali penari wanita yang sudah memakai kain kodek.

5. Kalung Gadang
Kalung sepanjang dada ini modelnya sangat khas dan terdiri atas bongkahan-bongkahan besar. Biasanya dikalungkan pada leher wanita.
6. Cawek Pinggang
Fungsi cawek pinggang seperti ikat pinggang, yaitu mengencangkan sisamping dan kain kodek. Bagian ujungnya terdapat rumbai-rumbai yang mempercantik kain. Ada pun warnanya sama dengan baju.
7. Tengkuluk Tanduk
Penutup kepala ini memiliki fungsi sebagai topi tradisional yang dipakai wanita saat menari. Sebuah kain balapak dibentuk seperti tanduk kerbau kemudian di ujungnya diberi hiasan.
8. Saran Galembong
Saran galembong merupakan celana penari baik pria maupun wanita. Namun, untuk wanita biasanya lebih lebar.
9. Rang Mudo
Pakaian untuk penari pria bernama rang mudo. Ciri-cirinya ada hiasan emas dan bagian lengannya lebih lebar sehingga terlihat seperti gunting Cina.
10. Subang
Hiasan anting-anting ini dilengkapi dengan rumbai-rumbai dan untaian dengan bentuk mencolok.
11. Destar atau Deta
Kepala pria diberi penutup berupa kain songket berbentuk segitiga. Cara memakainya yaitu diikatkan di kepala.
12. Kaos Kaki
Penari membutuhkan kaos kaki saat pentas di luar ruangan. Tujuannya untuk melindungi telapak kaki. Bahannya tipis dan warnanya sama dengan kulit kaki.
13. Kalung Rumbai
Kalung berbentuk untaian manik-manik seperti rumbai. Aksesoris ini panjangnya hingga ke dada.
14. Cincin
Cincin wajib dipakai semua penari, tujuannya untuk menghasilkan bunyi ting-ting ketika diketukkan pada piring.
Tari Piring awalnya hanya ada di Kota Solok. Seiring berjalannya waktu, warisan budaya masyarakat Minangkabau ini telah banyak dipentaskan di acara-acara nasional. Selain sebagai hiburan, tarian ini juga mengandung nilai budaya dan menjadi tradisi yang sangat dibanggakan masyarakat Minang.